Sabtu, 31 Oktober 2015

Rindu dan Harapan



Rindu dan Harapan
Hadi Nugroho

Aku hanya bisa menulis kata-kata rindu pada dinding-dinding jejaring sosial dan berharap kau membacanya.
Agar kau tahu betapa aku mencintaimu lewat untaian kata-kata rinduku itu.
Sehingga ketika kita bertemu, kau tak membuatku tersayat atas sikapmu pada ku.

: jangan sampai ketika kau jauh, aku merindukanmu; ketika kau dekat, aku tersayat dibuatmu.

Minggu, 11 Oktober 2015

Kami adalah Mereka



Kami adalah Mereka
Hadi Nugroho

Kami datang saat pagi buta
Menimba ilmu, itu tujuannya
Semangat kami bagaikan api yang menyala
Tak mudah padam meski air menerpa
Mencoba melangkah demi kebaikan bersama
Meski kadang terjatuh, namun pasti kami bangkit jua
Memperbaiki diri untuk masa depan bahagia
Bahagia, karena sejatinya kami tak sengsara

Kami tak hanya memikirkan diri yang  sengsara
Tetapi juga banyak orang disana
Kemiskinan, bahkan kelaparan mereka
Teraniaya demi hidup terjaga
Kami tak tahan mereka tersiksa
Demi bertahan hidup semata
Kami ingin mereka sejahtera
Tiada lagi linangan air mata duka
Tetapi kian berganti dengan tawa

Membuat perubahan adalah tugas yang kami bawa
Yang kami bebankan demi melihat senyum dan tawa
Kami juga mengawasi setiap langkah yang ada
Agar tidak menyengsarakan mereka
Kami adalah penerus bangsa
Yang menginginkan Indonesia jaya
Semangat kami adalah mereka
Sebab mereka adalah kami pula

Senin, 28 September 2015

Bukan Lagi



Bukan Lagi
Hadi Nugroho

Bukan lagi keringat, tetapi darah
Darah yang mengucur deras
Meninggalkan jejak jerih payah pejuang
Memperebutkan tanah ini

Bukan lagi semangat, tetapi amarah
Amarah akibat kami selalu diinjak
Diatas bumi sendiri kami menangis, miskin
Sementara mereka tertawa berlimpah harta

Kini setelah 70 tahun merdeka

Bukan lagi mereka, tetapi sebagian dari kami
Sebagian dari kami menggunakan kekuasaan demi kepentingannya sendiri
Yang dapat tertawa diatas duka
Yang dapat kenyang diatas kelaparan

Dan kini kami berharap

Bukan lagi status, tetapi kenyataan
Kenyataan bahwa kami telah merdeka
Tiada lagi yang menindas
Sejahtera adil dan makmur
___________________________________

Puisi ini saya buat pada dini hari tanggal 17 Agustus 2015. Saya membuat puisi ini dalam rangka hari ulang tahun Indonesia yang ke 70. Semoga Indonesia dapat lebih baik.

Jumat, 18 September 2015

Sebuah Bunga


Sebuah Bunga
Hadi Nugroho

Saat langit terselubung kabut
Saat terbitnya matahari menyinari
Terlihat tumbuh sebuah bunga
Dalam sejuknya angin pagi

Saat langit terang benderang
Saat teriknya matahari menyinari
Terlihat jelas sebuah bunga
Dalam panasnya angin siang

Saat langit merah merona
Saat terbenamnya matahari menyinari
Terlihat anggun sebuah bunga
Dalam teduhnya angin senja

Saat langit gelap gulita
Saat tiadanya matahari menyinari
Terlihat tegas sebuah bunga
Dalam dinginnya angin malam
___________________________

Ya, puisi diatas adalah puisi buatan saya. Puisi ini sudah satu tahun yang lalu saya buat. Jika dalam hal pemakanaannya antara saya dengan anda berbeda, jangan dijadikan sebagai suatu permasalahan, tetapi jadikan sebagai keberagaman.